Indahnya Alam Pangalengan; Wisata Situ Cileunca dan Curug Panganten



19 Februari 2017. Sepertinya saya tidur terlalu nyenyak, hingga tidak sadar waktu telah menunjukkan pukul 05.25. Saya pun ingat saya punya janji dengan Robi dan Taufik pukul 05.30. Apa? 5 menit lagi?

Saya membuka handphone saya, benar saja, ada spam chat dan juga beberapa panggilan masuk yang tidak terjawab, siapa lagi kalau bukan dari dua teman saya tersebut. Saya pun mengatakan pada mereka bahwa saya akan sedikit terlambat. Dengan kecepatan super, saya mandi dan bersiap-siap. Akhirnya saya berangkat pukul 05.45 WIB, dengan menggunakan elf menuju Elang Bandung,  tempat saya dan rekan membuat janji. Untungnya, jarak Cimahi - Bandung bisa ditempuh 15 menit saja karena memang saat itu masih pagi dan jalanan sepi. Tepat pukul 06.00 WIB saya sampai di titik temu, untung saja elfnya ngebut! Ya, walaupun saya telat 30 menit dari pukul yang ditentukan, tapi Robi dan Taufik adalah orang baik dan mau memaafkan hehe. Sebenarnya akan kemana kami pagi-pagi begini?

Tujuan kami hari ini adalah Pangalengan. Kami ingin mencoba mengunjungi beberapa tempat wisata yang indah di Pangalengan. Dengan bantuan google maps kami pun memulai perjalanan. Destinasi pertama kami adalah Situ Cileunca. Kami berangkat dengan menggunakan motor tepat pukul 06.00. Butuh sekitar 1,5 jam dari Bandung untuk sampai ke lokasi.

Angin yang berhembus lembut, rindangnya hijau pepohonan, kemilau air yang cantik, serta kabut tipis menyambut kami saat menginjakkan kaki di Situ Cileunca. Kami pun mencoba mengabadikan keindahan yang terhampar dengan hanya mengandalkan smartphone yang kami miliki, walau demikian, hasilnya cukup memuaskan kok.



Sayang, keindahan yang masih malu-malu tersebut sedikit rusak oleh adanya sampah yang terapung di atas permukaan air situ. Saya tidak paham kenapa masih ada saja oknum-oknum dengan tanpa rasa berdosa membuang sampah bukan pada tempatnya. Ya, walaupun memang sepanjang mata memandang saya tidak melihat tempat sampah yang disediakan di sini, tapi bukan berarti pengunjung dengan bebasnya mengotori tempat ini bukan?

Selesai dari Situ Cileunca kami melanjutkan perjalanan ke Curug Panganten yang letaknya di daerah perkebunan Kertamanah. Belum cukup setengah jalan, kami disuguhkan dengan keindahan kebun teh yang terhampar luas di sisi kanan dan kiri kami. Karena saat itu masih siang dan waktu masih cukup panjang, kami memutuskan untuk turun sebentar untuk mengambil gambar guna mengabadikan moment. Teriknya matahari tidak terlalu terasa karena angin sepoi menyeimbanginya, ditambah dengan pemandangan yang sangat apik membuat kami yang rencananya hanya ingin singgah 10 menit malah hampir 30 menit.


Setelah puas mengambil gambar di daerah perkebunan teh tersebut, barulah kami meneruskan perjalanan ke Curug Panganten. Untuk menuju curug ini, kami kembali meminta bantuan mbah google maps untuk menunjukkan arah.

Rupanya jalan untuk menuju curug tidak hanya jauh, tetapi juga penuh liku dan kerikil. Terutama saat sampai di wilayah Kertamanah, kami dihadapkan pada jalan rusak dan berlubang.

Jalan menuju curug Panganten yang rusak dan berlubang

Pantat ini rasanya sudah panas, punggung juga sudah lelah. Saya yang menjadi penumpang saja mulai gerah, apalagi Robi dan Taufik sebagai pengendara. Hmm, terjawab sudah, ternyata kecanggihan teknologi tidak selalu bisa diandalkan, google maps malah membawa kami ke pabrik geothermal. Kami tersesat. Pantas saja tidak sampai-sampai.

Namun untungnya ada warga sekitar, di saat seperti ini pengetahuan warga di atas segala-galanya. Karena itu, bagi pelancong yang ingin singgah ke Curug Panganten, lebih baik bertanya pada warga, jangan hanya mengandalkan kekuatan peta elektronik.

Akhirnya kami sampai pada sebuah warung kecil, kami pun memarkirkan motor di sana. Untuk menuju curug kami masih harus berjalan menyusuri kebun dan semak. Cukup sulit menemukan Curug Panganten, karena memang petunjuk arah tidak jelas, beberapa kali kami tersesat dan menemukan jalan buntu. Kami kira hanya kami yang seperti itu, ternyata tidak, di tengah perjalanan menuju curug, tepatnya di sekitar kebun kentang, kami bertemu dengan 2 orang laki-laki yang juga sedang mencari curug Panganten, mereka juga sudah berputar-putar, tapi tidak menemukan lokasi yang dituju.

Jalan ke Curug Panganten yang minim petunjuk arah
Tapi kami tidak menyerah, kami tidak ingin pulang dengan tangan kosong. Akhirnya kami ber-5 menyusuri kembali jalan dengan mengandalkan intuisi. Kaki kami melangkah dengan berpatokan pada suara air yang jatuh. Suara air tersebut membawa kami pada semak yang lebih terjal. And finally! Curug Panganten in front of we now!

Ya! Akhirnya kami menemukan Curug Panganten. Amazing! Kami disuguhkan dengan dua buah air terjun yang jatuh beriringan, mungkin ini juga kenapa curug tersebut disebut Curug Panganten, karena air terjunnya memiliki dua aliran jatuhan yang berdampingan, seperti sepasang pengantin yang berada di pelaminan. Air di sini masih sangat jernih, mungkin karena jarang dijamah wisatawan.

Beberapa dokumentasi kami di curug Panganten Pangalengan

Air dan udara di curug sangatlah dingin sampai membuat kami menggigil setelah puas berbasah ria. Sebelum matahari benar-benar turun, kami memutuskan untuk pulang. Namun sebelum pulang, kami berfoto dulu, dan kebetulan saat itu hanya kami berlima saja di curug tersebut. Curug serasa milik kami.

Saya, Taufik, Robi, dan dua orang laki-laki yang saya lupa menanyakan siapa nama mereka hehe

Perjalanan pulang rupanya tidak lebih mulus. Masih di wilayah Kertamanah, tepatnya di jalan yang penuh kerikil, ban motor Robi pecah. Bengkel hanya ada di wilayah rumah warga, sekitar 3km dari lokasi kami. Akibatnya, mau tidak mau Robi harus mendorong motornya untuk bisa sampai ke bengkel warga. Ya.. setelah basah dengan air terjun, Robi juga basah dengan air keringat! Semangat Robi!!

Semangat dorong motor Robi!


Itulah kisah perjalanan sederhana saya dan dua teman saya. Buat kamu yang suka liburan dengan tidak menguras kantong, wisata indah seperti Situ Cileunca maupun Curug Penganten bisa jadi solusinya. Apalagi saat ini Curug Panganten masih gratis lho! Belum pakai tiket! hehe


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Traveling ke Malang Sendirian? Siapa Takut!

Tips Hemat ke Baduy, 2 Hari 1 Malam Cuma Dua Ratus Ribuan

Liburan Sehari di Pulau Pari, Bisa Ngapain Aja?

Batu; Destinasi yang Wajib Kamu Jelajahi Saat Berada di Malang!

Begini Rasanya Sehari Melancong ke 3 Pulau; Kelor, Onrust, Cipir

Review Drama Korea Prison Playbook, Mereka yang Memanusiakan Manusia

Review Drama Korea Itaewon Class, Mereka yang Tak Kenal Menyerah

Sekilas Tentang Belitung Bagi yang Ingin Berkunjung

Review Drama Korea Melting Me Softly, Jatuh Cinta Bagai Menunggu Es Mencair