Traveling ke Malang Sendirian? Siapa Takut!

“Kamu yakin sendiri? Emang traveling sendirian asik?”

“Kamu nggak takut?”

“Kamu cewe loh! Bahaya!”

Kalimat tersebut sering saya dengar dari teman-teman saya sebelum akhirnya saya memutuskan untuk benar-benar melancong sendiri. Yaps, Ini adalah pengalaman pertama saya melancong sendiri. Hmm awalnya sedikit ragu dan nggak yakin, apa saya benar-benar bisa jalan sendirian? Mengingat saya ini orangnya pelupa, suka bingung, dan sulit memutuskan sesuatu sendiri. Tapi well, akhirnya saya coba juga!

Malang menjadi destinasi pertama  saya. Kenapa Malang? Saya juga enggak tahu, yang jelas karena saya ingin aja ke sana hehe. Di tulisan saya kali ini, saya mau coba share pengalaman saya solo traveling serta trik murah ke Malang, siapa tahu ada teman-teman yang juga berniat melancong ke sini :)

BACA JUGA: Akhirnya Aku ke Puncak Piaynemo, Raja Ampat! 

Yaps, saya berangkat tanggal 17 Mei 2017, dengan tiket kereta yang sudah saya pesan dua minggu sebelum berangkat. Penting banget buat temen-temen yang mau traveling untuk booking tiket jauh-jauh hari, karena kalau mendadak takutnya kehabisan, atau harga tiket enggak sesuai dengan budget yang udah teman-teman siapin.

Saya naik kereta api Kahuripan pukul 18.10  WIB dari Kiaracondong dengan tujuan Bandung – Kediri, harga tiketnya 84.000. Sampai di Kediri esok harinya, pukul 7.15 WIB pagi. Saya lanjut beli tiket kereta api Rapih Doho dengan tujuan Kediri-Malang. Harga tiketnya cukup terjangkau, 15.000. Jadi, dengan 99.000 saya sudah bisa sampai ke Malang! Ya.. walaupun harus melalui perjalanan yang puanjangg buanget.. (horee!)

Saat itu saya naik Rapih Doho ke Malang pukul 8.30 WIB. Oh ya, perlu teman-teman catat kalau kereta api Rapih Doho itu nggak tiap jam ada. Jadi sebaiknya saat sampai di stasiun teman-teman bisa langsung tanyakan ke petugas tiket untuk jam keberangkatan kereta Rapih Doho ya. 

Perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan terbayar saat saya sampai di Malang tepat pukul 12.30 WIB. Malang kota yang bersih, rapi, dan cantik, yang membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama setelah menginjakkan kaki di sana *eaa.

Menurut rundown yang sudah saya buat, destinasi pertama saya adalah alun-alun Tugu Malang. Dari stasiun, saya cukup menyeberang dan jalan lurus. Setelah Alun-Alun Tugu, saya lanjut ke Alun-Alun Malang, yang letaknya tidak terlalu jauh dan bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Sebenarnya tidak ada apa-apa di sini hehe, sama saja seperti Alun-Alun Bandung atau alun-alun yang berada di tiap kota lainnya. Tapi karena saya ini wisatawan, maka ada saja rasa yang berbeda ketika menjajaki tempat umum seperti ini hehe.

Setelah puas mengambil gambar, saya lanjut ke penginapan dengan menggunakan ojek online. Yah, terimakasih kepada founder ojek online yang sudah memudahkan para traveler hehe.

Hasil cari-cari di mbah google, alhamdulillah saya dapat penginapan yang cukup murah khusus backpacker, 50ribu semalam. Dan saya menginap 3 malam. Saya sudah booking penginapan ini beberapa hari sebelum berangkat. Nama penginapannya Tya Backpacker, kalau teman-teman mau menginap di sana, tinggal kontak aja WA-nya 085100428336  (yeay, karena mas-mas penjaganya baik, saya promosiin deh hehe) tempatnya enak, bersih, dan nyaman, ada dapur juga lho. 

Salah satu agenda saya di Malang adalah Bromo. Khusus ke Bromo saya ikut open trip. Biaya open trip 300ribu. Nah untuk nyari agent open trip Bromo ini banyak banget di media sosial kok. 

Saya dijemput pukul 00.30 WIB di penginapan oleh pihak open trip menggunakan jeep. Selama perjalanan ke Bromo saya tidur hehe, nggak kuat ngantuk banget! Yang saya tahu, sekitar pukul 03.00 WIB, rombongan (yang terdiri dari saya, supir, dan 5 orang yang ikut trip) sampai. Selanjutnya kami ke pananjakan untuk melihat sunrise. And you know?! Di sana dingin banget! Padahal saya udah pakai jaket dan sarung tangan.

Selama menunggu sunrise, sekitar 2 jam, rasanya cukup menyiksa! Jadi buat temen-temen yang mau ke Bromo, bawa jaket paling tebal deh, sama sarung tangan jangan lupa ya!

Sebenarnya di sana ada sewa jaket, harga sewanya 20ribu/jaket. Lumayan kan? Iya! Mending bawa jaket sendiri deh ya.

Beres lihat sunrise, kami turun menuju destinasi selanjutnya! Ya Tuhan, Bromo indah banget! Pemandangan hijau terhampar luas. Udara rasanya sejuk banget (mungkin karena pagi juga kali ya haha), yah pokoknya saya enggak nyesel deh ke Bromo! Destinasi yang saya kunjungi selama di Bromo di antaranya bukit cinta, bukit bidadari, tracking kawah bromo, pasir berbisik, savana, dan terakhir bukit teletubies

Oh ya, satu hal yang bikin saya rada nyesel sih, waktu tracking ke kawah bromo. Actually, that is not like my expectation, saya kira di atas sana saya akan melihat sebuah kawah yang indah! Tapi ternyata? Saya cuma lihat lubang besar berasap yang mengeluarkan gemuruh hehe. Padahal perjalanan menuju puncak kawah bromo cukup melelahkan. Walau sebenarnya bisa naik kuda (tapi bayar 100ribu sekali naik) tapi saya memilih jalan aja. But, no problem, yang penting rasa penasaran saya terjawab. Ohh.. ternyata puncak kawah Bromo seperti itu toh.

Pasir Berbisik

Puncak kawah Bromo

Setelah puas mengelilingi sudut Bromo, rombongan pun dipulangkan ke titik awal penjemputan. Saya diantar dengan selamat sampai ke penginapan di Malang tepat saat azan zuhur berkumandang.

Sebenarnya saya sedikit mengantuk, tapi rasanya sayang sudah berada di Malang malah menghabiskan waktu untuk tidur di penginapan. Karena itu, setelah saya mengumpulkan stamina, sekitar pukul 2 siang saya ke Jodipan. Yaps, kampung warna-warni yang katanya lagi hits di Malang.

Dengan menggunakan ojek online, enggak sampai 15 menit saya sudah sampai di Jodipan. Hmm.. satu lagi hal yang bikin saya nyesel! Ternyata.. Jodipan itu dekat banget sama stasiun kereta api Kota Baru! Tahu gitu, Jodipan bisa jadi destinasi wisata saya di hari pertama. Jadi saya nggak perlu ngeluarin ongkos ojek buat ke sini hehehe. Tapi ya sudahlah, sudah terlanjur basah.

Dari depan stasiun kereta api kota baru, teman-teman cukup jalan kaki ke arah kiri! Nggak sampai 5 menit, teman-teman sudah sampai di Jodipan.

And you must know that Kampung Jodipan ini ternyata terbagi jadi 2, yang pertama adalah Kampung Warna-warni, ini adalah kampung warna-warni yang dicat (rasanya lebih tepat menggunakan kata dicat, daripada dibangun) pertama di Malang, dan yang kedua adalah Kampung Tridi. Bedanya apa? Yang jelas kampung Tridi mengusung tema gambar-gambar 3D, jadi di berbagai sudut kampung banyak lukisan 3D. Oh ya, untuk masuk ke tiap kampung dikenakan biaya 2ribu ya, jadi kalau masuk ke dua kampung ya 4ribu.

Kiri: Kampung Tridi, kanan: Kampung Warna-warni

Sebenarnya saya nggak terlalu suka di sini, soalnya biar bagaimanapun ini adalah rumah warga. Jadi saat saya mau foto-foto juga rasanya nggak enak, soalnya malu dilihatin warga haha. Apalagi saya sendirian, dan foto-foto hanya dengan menggunakan tongsis; terlihat miris, hahaha.

Hasil iseng selfie di rumah warga hehe

Yeay! Keseruan saya di Malang enggak berakhir di Jodipan aja. Di tulisan selanjutnya, saya bakalan ceritain pengalaman saya seharian di Batu! Thanks for reading yaa :)