Sekilas Tentang Belitung Bagi yang Ingin Berkunjung


Akhirnya, 6 Desember 2018 saya menginjakkan kaki di Belitung. Salah satu destinasi yang jadi target pelancongan saya. 

Semenjak diputarnya film Laskar Pelangi, Belitung dikenal dengan negeri Laskar Pelangi. Ini juga lah yang menjadi alasan saya penasaran dengan pulau cantik ini. 

Ketika mendengar Belitung, pasti orang akan mengaitkannya dengan Bangka, jadilah Bangka Belitung. Bangka Belitung adalah provinsi yang terdiri dari dua pulau utama, yaitu pulau Bangka dan pulau Belitung.

Jujur, saya adalah orang yang mengira bahwa Bangka Belitung itu satu. Padahal pulau Bangka dan pulau Belitung itu berbeda. Sedikit saya infokan, dari Bangka ke Belitung belum ada jalur darat. Adanya jalur laut dengan perjalanan sekitar 4-5 jam dan jalur udara 35 menit. Jadi kalau mau berkunjung ke Belitung, jangan sampai nyasar ke Bangka ya! 

Saya berangkat naik pesawat bersama rombongan detikcom dari Jakarta pukul 06.00 WIB, sampai di Belitung pukul 07.00 WIB. Perjalanan ini dalam rangka outing, melepas penat dari rutinitas liputan yang nggak habis-habis hehe. Alhamdulillah ya, akhirnya liburan haha.

Sebelum mengunjungi objek wisata, saya dan rombongan diantar untuk menyantap sarapan pagi dengan menu mie Belitung. Mie Belitung ini tekstur mie nya mirip dengan mie celor Palembang atau mie Aceh, dengan toping udang, tauge, potongan kentang rebus, dan emping goreng. 

Menurut lidah saya, mie belitung rasanya seperti perpaduan mie celor Palembang dengan kulit lumpia basah Bandung. Terbayang nggak? Rasa manis dari kuahnya yang kental kurang cocok dengan lidah saya yang penyuka asin. Tapi karena lapar, dalam 5 menit mie pun habis hehehe.

Perut sudah terisi, barulah rombongan menuju destinasi pertama yaitu pantai Tanjung Pendam. Pantai yang berada di pusat kota ini sangat indah dan bersih. Konon katanya pantai ini menyimpan banyak harta karun berupa timah. Letaknya di tanjung, hartanya terpendam, maka disebutlah Tanjung Pendam.


Pantai Tanjung Pendam
Setelah puas mengambil gambar, rombongan menuju objek selanjutnya, SD Muhammadiyah Gantong, tempat syuting film Laskar Pelangi. Saya sempat kecewa karena cuaca tidak mendukung. Hujan! Tapi akhirnya langit berbaik hati, hujan mendadak reda.


Bangunan yang terdiri dari dua ruang kelas dengan lantai beralas tanah ini dibangun untuk keperluan syuting film Laskar Pelangi. Bangunan ini merupakan replika dari SD Muhammadiyah yang asli yang sudah lama amruk, tempat penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata bersekolah.



Ruang kelas tampak lusuh dengan bangku dan meja seadanya. Atap dan dinding juga bolong-bolong. Papan tulis kapur dan beberapa foto pahlawan menjadi pelengkap sekolah yang bangunannya reyot ini. Meski reyot, bangunan ini menyimpan historis yang membuatnya menjadi tempat wajib bagi wisatawan berkunjung ketika ke Belitung.



Saat sedang asik mengitari lingkungan sekolah, saya tak sengaja bertemu dengan dua anak laki-laki asli Belitung. Wajah dan tubuh mereka dipenuhi dengan kaolin. Kaolin adalah sejenis tanah liat yang biasanya digunakan untuk salah satu bahan kosmetik. Di Belitung kaolin sangat mudah didapat! Katanya sih kaolin ini bagus untuk kulit, bisa melembutkan dan berfungsi kaya sunblock!


Sesudah melepas rasa penasaran terhadap SD Muhammadiyah, rombongan diajak menuju ke rumah masa kecil Ahok. Tapi hanya lewat saja, nggak bisa masuk karena rumah Ahok tidak dibuka untuk umum. Selain itu, orang tua Ahok sedang sakit.

Bus kemudian melaju menuju Kota Manggar, kota yang dikenal dengan sebutan 1001 Warung Kopi. Disebut demikian karena memang di kota ini banyak berdiri warung kopi. Warung-warung kopi ini adalah tempat nongkrongnya masyarakat Belitung. Nggak cuma itu, warung kopi juga bisa jadi tempat rapat atau acara-acara lainnya.

Warung kopinya juga sederhana, bukan seperti kafe-kafe mewah di ibu kota. Tapi cocoklah untuk bersantai ria. Kami nggak cuma diam di atas bus kok, kami juga mampir ke salah satu warung kopinya, yaitu Kong Djie Coffe. Rasa kopi di sini, hmm enak. Iya enak kok! Hahaha saya emang suka kopi, tapi saya nggak terlalu paham soal per-kopi-an. Karena saya cuma penikmat bukan pengamat, eaaa haha.

Beres icip-icip kopi, rombongan naik bus lagi untuk berkeliling. Selama perjalanan mengelilingi pulau Belitung, sepanjang mata memandang tidak ada gedung-gedung tinggi, kanan kiri dihiasi hutan. Dari satu rumah ke rumah lainnya pun cukup berjarak. Daya listrik juga masih kurang. Jadi kalau malam hari ada beberapa lokasi yang tidak ada lampu jalannya. Malam di Belitung itu gelap, hanya sekitaran kota saja yang diterangi lampu jalan.

Di Belitung pun tidak ada mal apalagi bioskop. Sebagai gantinya, hiburan masyarakat ya nongkrong di warung kopi tadi hehe. Perlu diingat juga, hanya ada dua sinyal operator yang bersahabat di sini, yaitu Telkomsel dan XL, sisanya? Siap-siap saja puasa internet dulu sampai nemu wifi hehe.

Sedikit sekali info seputar Belitung yang bisa saya bagikan. Hmm tapi ini bukan akhir cerita saya di Belitung lho, masih ada cerita lainnya. Ditunggu ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Traveling ke Malang Sendirian? Siapa Takut!

Tips Hemat ke Baduy, 2 Hari 1 Malam Cuma Dua Ratus Ribuan

Liburan Sehari di Pulau Pari, Bisa Ngapain Aja?

Batu; Destinasi yang Wajib Kamu Jelajahi Saat Berada di Malang!

Begini Rasanya Sehari Melancong ke 3 Pulau; Kelor, Onrust, Cipir

Review Drama Korea Prison Playbook, Mereka yang Memanusiakan Manusia

Review Drama Korea Itaewon Class, Mereka yang Tak Kenal Menyerah

Indahnya Alam Pangalengan; Wisata Situ Cileunca dan Curug Panganten

Review Drama Korea Melting Me Softly, Jatuh Cinta Bagai Menunggu Es Mencair