Liburan Sehari di Pulau Pari, Bisa Ngapain Aja?


Hidup tuh butuh liburan dan hiburan kan guys? Setuju dong? Hehe. Nah! Buat kalian yang suntuk banget sama rutinitas sehari-hari, khususnya kalian yang tinggal di Jakarta atau Bogor, bisa banget nih cobain rehat sejenak di Pulau Pari. 

Sejenak? Iya! Sehari aja di Pulau Pari udah bisa ngembaliin energi kalian yang habis karena capek sama kerjaan. Enggak percaya? Baca tulisanku ini ya hehe. 

Pulau Pari adalah salah satu gugusan pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta. Keindahan pulau ini enggak diragukan lagi, terutama Pantai Pasir Perawannya! Enggak kalah deh sama pantai pasir putih lainnya di Indonesia.


Di petualangan kali ini, Minggu (3/11/2019), aku memutuskan ikut open trip. Perginya juga enggak sendiri, tapi bareng tiga temanku, Arum, Gian, dan Rizal.

Titik kumpul kami dengan panitia dan peserta open trip lainnya di Pelabuhan Kaliadem, Muara Angke. Untuk menuju Pelabuhan Kaliadem, kalau naik KRL bisa turun di stasiun Jakarta Kota atau Stasiun Angke. Kemudian naik ojek online, yang biayanya sekitar Rp. 20ribu sampai Rp. 25ribu. Kalau bawa kendaraan pribadi, bisa parkir di sekitar pelabuhan. 

Singkat cerita, aku sampai di Pelabuhan Kaliadem pukul 06.30 WIB, aku kaget guys! Ternyata peserta yang ikut open trip buanyak buanget! Dan itu enggak cuma peserta dari jasa open trip yang aku pakai aja, tapi beberapa agen open trip lainnya juga, dengan peserta mereka yang enggak kalah banyak.

Kalau liburan ramai-ramai ya harus terima risiko kayak begini ya hehe

Dalam hati udah mikir nih, waduh udah kayak lebaran aja ramai banget, bakalan seru enggak yah? Hmm sebenarnya kalau mau jalan ke Pulau Pari tanpa jasa open trip, bisa sih. Tapi minimal dua hari, atau cari penginapan. Kalau cuma main sehari aja sayang banget, mending ikut open trip. Kenapa? 

Jadi, biaya kapal ke Pulau Pari itu Rp. 47ribu, tapi biaya pulangnya Rp. 125ribu sampai Rp. 150ribu, itu pun kapal cepat yang adanya sekitar pukul 14.30 WIB. Sedangkan biaya open trip cuma Rp. 99ribu pulang pergi (PP). Ya, jadi inilah alasan kenapa aku ikut open trip! Lebih muraaah! 

Pelabuhan Kaliadem

Sampai di Pulau Pari

Perjalanan dari Kaliadem ke Pulau Pari memakan waktu 2 jam. Kapal berangkat pukul 08.00 WIB dan sampai pukul 09.54 WIB.

Rumah-rumah warga di Pulau Pari
Tujuan pertama kami di sini yakni snorkeling. Nah, untuk biaya snorkeling, nambah lagi Rp. 50ribu, itu udah biaya kapal, alat snorkeling, dan guide. Kalau bukan peserta open trip, mungkin harus merogoh kocek lebih dalam buat snorkeling. 

Butuh waktu sekitar 20 menit menggunakan kapal dari dermaga Pulau Pari menuju lokasi snorkeling. Berhubung kami snorkeling udah siang, pukul 11.40 WIB, jadi matahari rasanya nyengat banget! Jangan lupa bawa sun block, kalau enggak gosong! 

Melihat keindahan laut langsung dengan mata sendiri tentunya jadi sebuah kebahagiaan. Sayangnya, menurut aku pribadi, terumbu karang di sini kurang berwarna, jadi mata rasanya enggak terlalu dimanjakan. 

Tapi, yang menarik saat snorkeling adalah ikan-ikannya yang agresif! Terutama saat kita beri makan roti, semua ikan pasti langsung menyerbu. Wah, aku sampai geli, tabrakan sama ikan-ikan yang rebutan roti haha. 


Meski lelah snorkeling, aku belum kehabisan tenaga untuk coba permainan seru lainnya. Dengan menambah biaya Rp. 35ribu, Banana Boat jadi sasaran berikutnya.


Oh ya, kalau perut lapar, di sini banyak pedagang makanan kok, seperti telur gulung, mie ayam, bakso. Harganya juga relatif murah. Tapi, kalau makan di resto pinggir pantai, harus sediakan budget yang lebih banyak ya hehehe. 

Yang paling aku suka dan bikin jatuh hati di Pulau Pari ini adalah Pantai Pasir Perawannya! Fyi, kalau ke sini enggak ikut open trip, masuk Pantai Pasir Perawan dikenakan biaya retribusi Rp. 5ribu.


Gian - Arum - Aku - Rizal
Beningnya air yang kebiruan, menyatu sempurna dengan bersihnya pasir putih. Penampakan pantai ini seperti laguna, seakan air laut terperangkap di atas daratan. Dengan air yang landai yang memiliki ketinggian sekitar pinggang atau dada orang dewasa, tentu pantai ini aman untuk berenang.



Di beberapa titik, berdiri saung dan juga ayunan yang sangat menarik untuk dijamah. Cocok sekali bagi yang ingin berburu spot foto instagramable



Selain itu, kita juga bisa melihat pemandangan hutan mangrove di sekitar Pantai. Kita pun bisa menyewa kapal kayu untuk keliling hutan mangrove dengan biaya Rp. 15ribu/orang.

Jujur, sehari di Pulau Pari sebenarnya kurang banget. Banyak titik yang belum aku jelajahi, seperti keliling pulau dengan sepeda, melihat bintang laut di Star Beach, pergi ke bukit matahari, atau keliling naik perahu untuk lihat hutan mangrove. Tapi, sehari di Pulau Pari berhasil mengembalikan semangat untuk esok bekerja lagi. 

Tidak terasa, waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB, kapal sudah menunggu untuk kembali menuju Pelabuhan Kaliadem. Ah, rasanya masih ingin di sini, tapi aku harus pulang. 


Senjaku ditutup dengan indah. Dari atas kapal, selama dua jam perjalanan, Tuhan tunjukkan kemegahan. Langit Ia bias dengan warna yang meneduhkan mata. Sang surya pun pelan-pelan turun dengan wibawanya, ditemani dengan suara ombak yang seakan jadi nyanyian. 

Terima kasih, aku semakin cinta Indonesia.

Secuplik petualanganku bisa ditonton di sini ya. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Traveling ke Malang Sendirian? Siapa Takut!

Tips Hemat ke Baduy, 2 Hari 1 Malam Cuma Dua Ratus Ribuan

Batu; Destinasi yang Wajib Kamu Jelajahi Saat Berada di Malang!

Begini Rasanya Sehari Melancong ke 3 Pulau; Kelor, Onrust, Cipir

Review Drama Korea Prison Playbook, Mereka yang Memanusiakan Manusia

Review Drama Korea Itaewon Class, Mereka yang Tak Kenal Menyerah

Sekilas Tentang Belitung Bagi yang Ingin Berkunjung

Indahnya Alam Pangalengan; Wisata Situ Cileunca dan Curug Panganten

Review Drama Korea Melting Me Softly, Jatuh Cinta Bagai Menunggu Es Mencair