Kutemukan Surga di Wayag
Sebuah pernyataan yang hampir membuatku goyah. 10 menit
sebelum berangkat, beberapa temanku yang semula akan berangkat ke Wayag
memutuskan untuk tidak pergi.
“Kemarin ada warga yang bilang, ombak lagi nggak baik. Bahaya
kalau tetap berangkat. Kami takut.” tambahnya.
Kegalauanku pun sirna, saat seorang teman dengan tegar
berkata, “Ayo berangkat! Wayag? Kapan lagi coba?”
Ditambah sebuah kalimat penegas dari teman berikutnya, “Tenang
aja, kalau kenapa-napa di jalan, kan bisa pakai pelampung, jadi nggak akan
tenggelam.”
Sial!
Akhirnya dengan tekat bulat, aku
berangkat. Dari 19 berkurang menjadi 15, berubah jadi 13, dan berakhir di angka
8! Hanya 8 orang yang tetap memutuskan berangkat ke Wayag.
Kami berangkat pukul 7.30 WIT dari
pelabuhan Waisai, yang mana jarak tempuh dari pelabuhan Waisai ke Wayag itu 4
jam. Kami berangkat dengan kondisi cuaca agak mendung.
4 jam berada di atas speedboat yang
berkecepatan tinggi dengan ditemani ombak yang tidak kalah tingginya membuat
adrenalin kami terpacu. Sejujurnya aku sedikit takut saat ombak mulai terasa
ganas. Bagaimana jika speedboat ini benar-benar terbalik? Karam di tengah
lautan? Aku tenggelam? Dimakan ikan? Jasadku tidak ditemukan? (Skip lebay banget sih ini). Tapi
faktanya kami baik-baik saja, dan ini tidak lepas dari jasa bapak nahkoda beserta
seorang awaknya (yang lupa saya tanya namanya). Terima kasih, telah berhasil
menerjang ombak dan membawa kami ke Wayag!
Berlayar menggunakan speedboat ini
adalah hal paling menyenangkan yang pernah aku rasakan, seperti sedang disuguhi
permainan arung jeram namun asli dari alam. Belum lagi suguhan pemandangan yang
menakjubkan, dengan pulau-pulau yang masih hijau, laut bersih, dan langit dengan
awan-awan kapasnya. Mataku tak bergidik, Allah sungguh baik, telah mengundangku
ke tempat paling cantik. Bahkan Teluk Kabui pun ikut andil dalam menyambut kami,
ia menyuguhkan gugusan pulau karang nan eksotis, seakan membawa kami pada dunia
baru, tanpa asap tanpa polusi, yang ada hanya wangi ombak segar.
Satu hal yang menyebalkan, perjalanan ini membuat aku BASAH!
Iya, basah! Bayangkan saja, ombak dengan seenaknya masuk ke dalam speedboat.
Seperti ingin berkenalan denganku. Mengelus-ngelus pakaianku yang sudah
kusetrika rapi sebelum pergi. Ah, aku basah! Tapi tak apa, basahku kali ini
membawa cerita indah.
Oh ya, saranku sebaiknya jika
berangkat ke Wayag, bawalah baju ganti. Karena saat perjalanan menggunakan
speedboat itu, dipastikan baju sulit untuk tetap berada dalam kondisi kering. Ada
saja ombak-ombak nakal yang mencumbumu tanpa izin.
Ini difoto saat kondisi ombak masih cukup bersahabat, waktu ombak sudah sangat tinggi udah nggak bisa foto-foto lagi, yang dipikirin itu keselamatan diri aja hehe |
Ini ombak-ombak nakal yang hobi nyentuh badan dan bikin basah |
Sebenarnya bisa saja berangkat pakai kapal pinisi, atau
kapal-kapal turis, tapi, silahkan rogoh kocek lebih dalam. Hanya saja,
menurutku perjalanan dengan speedboat adalah pilihan terbaik, khususnya untuk
kamu yang suka suatu yang menantang. Berani basah itu baik.
Oh ya, ada fakta menarik yang baru aku tahu, ternyata perjalanan pulang pergi dari Waisai menuju
Wayag memerlukan bensin 400 liter! Wajar saja untuk menuju Wayag ini memerlukan
kocek yang besar! Besaar!
Sampai di Wayag rupanya masih harus berjuang! Menuju puncak
Wayag ternyata tidak semudah mencari gebetan *lah, kami masih harus mendaki ke
puncak dengan trek yang cukup rumit, hampir seperti wall climbing versi alam, tanpa pengaman yang
pasti. Trek dipenuhi batu-batuan runcing, untuk menaikinya dibutuhkan bantuan
tangan dan kaki. Karena itu, sebaiknya gunakan sarung tangan, agar tangan tidak
lecet. (tapi saat itu, aku tidak pakai sarung tangan, ya.. biasalah, kurang
persiapan dan tidak tahu medan). Perjanalan dari bawah ke puncak sekitar 15
menit.
And, finally! Here I Am! Wayag! Surganya dunia, surganya
Indonesia! Ternyata benar kata orang, belum ke Raja Ampat, kalau belum ke
Wayag! Melihat perjuangan yang begitu sulit untuk bisa sampai kemari, maka
perjalanan ke Wayag ini pantas kunobatkan sebagai perjalanan terbaik seumur
hidupku.
Kami, ber8 berhasil mendaki Wayag |
Sudut lain dari Wayag, dengan airnya yang biru, membuatku ingin nyebur |
Turun dari puncak wayag kami tidak langsung pulang, kami
mampir ke pantai wayag untuk menguji adrenalin berikutnya, yaitu berenang bersama
hiu! Ya, ini salah satu keunikan pantai Wayag, hiu-hiu berenang dengan bebasnya
di pinggiran pantai, dan kami dibebaskan untuk berfoto ria dengannya. Sebenarnya
tidak ada hiu yang jinak, hanya saja jika hiu-hiu itu tidak diganggu mereka pun
tidak akan mengganggu. Di sana kami membeli makanan untuk hiu. Tujuannya untuk
memanggil hiu lebih banyak lagi. Potongan ikan yang menjadi makanan hiu itu
dilempar ke pantai, dan dalam waktu sekejap, hiu-hiu langsung berkumpul. Ah
sungguh, ini adalah pengalaman tak terlupakan olehku.
Berenang bersama hiu, sebenarnya aku sedikit deg-degan saat itu |
-Raja Ampat, 26 Januari 2018-
Salam dariku,
Pemburu Keindahan Dunia.
Luar Biasa, sebuah pengalaman yang menarik, jadi ingin mencoba bagaimana rasanya ada di sebuah suasana menyenangkan dan menegangkan, Sebuah metode teks Reportase yang disajikan dengan Narasi Ekspositoris - Informatif betul betul luar biasa
BalasHapusMakasih loh Reza hahaha. Ayoo agendakan ke sini hehe
HapusWah kaka keren banget deh >,< wkwkwkwkw
BalasHapushwhahaha makasihh yg lebih keren :* . Ayoo ah trip kemana kita
Hapus