Via Ferrata Gunung Parang, Pecinta Wisata Ekstrem Wajib Coba!
Kalian suka wisata yang menantang? Wajib banget nyobain via ferrata Gunung Parang! Lokasinya di Kampung Cihuni, Desa Sukamulya Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta.
Sekedar informasi, via ferrata berasal dari bahasa Italia, yang artinya jalur besi. Jadi, untuk mencapai puncak Gunung Parang, kita harus memanjat tangga besi. Kurang lebih wisata ini seperti panjat tebing gitu sih. Nah, via ferrata Gunung Parang sendiri merupakan yang pertama di Indonesia lho!
Sebenarnya aku udah merencanakan buat ke sini dari awal Desember. Tapi karena berbagai hal, termasuk sulit menemukan waktu yang pas akhirnya baru kesampaian di penghujung Desember, Sabtu 21 Desember 2019.
Di petualangan kali ini aku ditemani Dita, si wartawan Kompas.com yang lincah! Gunung Parang mempertemukan kami lagi setelah setahun terpisah. Hahaha.
Kami sepakat berangkat dengan ikut one day trip. Satu hari? Iya! Perjalananku kali ini cuma satu hari, berangkat pagi, pulang sore.
Harganya Rp385 ribu untuk ketinggian 750 mdpl (beda ketinggian, beda harga). Tapi worth it kok. Itu sudah include transportasi PP Jakarta-Purwakarta, makan siang, tour guide, safety equipment, dan dokumentasi.
Nah untuk ketinggiannya sendiri kita bisa pilih, ada yang 250, 300, 750, sampai 900. Puncaknya itu di 900 mdpl. Tapi untuk ketinggian 750 mdpl juga udah oke kok!
Anyway, kalau mau ke sini secara pribadi alias enggak ikut open trip gitu bisa kok. Tapi sebaiknya ramai-ramai, bawa kendaraan sendiri. Datang aja langsung ke lokasi, di Kampung Cihuni. Harga manjatnya juga pasti lebih murah.
Cuma, kalau jalannya sendiri atau berdua sih saranku mending ikut open trip aja hehe. Karena lokasinya cukup rumit dicari. Dan jalanannya jelek banget cuy! Berlika-liku, rusak dan nanjak! Perut rasanya dikocok-kocok. Jadi yang nyupir juga mesti super.
Oh ya, sebelumnya sempat ragu sih berangkat apa enggak. Soalnya tepat seminggu sebelum tanggal 21 tuh, seorang mantan Kapolres jatuh dan meninggal saat mendaki Gunung Parang. Jadi parno dong ya? Hmm tapi akhirnya kami lanjut berangkat!
Singkat cerita, meeting point kami dengan peserta open trip lainnya itu di Plaza Semanggi, Jakarta pukul 06.00 WIB. Selama di perjalanan menuju Purwakarta sih aman-aman aja, paling macet dikitlah. Tapi, waktu memasuki Kampung Cihuni ternyata supirnya enggak tahu lokasi, soalnya doi baru. Jadi sempet bingung dan nanya-nanya warga gitu, di mana lokasi Skywalker. Aku sempet kesel juga, apalagi aku lagi datang tamu (lhaa malah curhat), untung enggak amyar ini emosi hahaha.
Kami baru sampai pukul 11.00 WIB. Padahal di itinerary harusnya pukul 10.30 WIB kami udah mulai manjat, but it's okay.
Sebelum nanjak, kita bakalan ngelewatin hutan bambu ini. |
Oh ya, via ferrata di Gunung Parang ditangani dua operator, yakni Badega Gunung Parang dan Skywalker. Kebetulan jasa travel yang aku pakai kerja samanya dengan operator Skywalker.
Aku dan Dita. |
Briefing sebelum nanjak |
Akhirnya kami mulai nanjak pukul 11.35 WIB. Sebelumnya kita di briefing dulu, khususnya gimana cara nanjak dan menggunakan carabiner.
Usahakan beri jarak sekitar tiga tangga, biar tangan enggak keinjek. |
Jujur aku excited banget! Tapi deg-degan juga. Gimana enggak deg-degan, soalnya keselamatan cuma ada di tangan Tuhan dan alat yang nempel di pinggang haha.
Jalur penanjakan ternyata enggak selamanya lurus ke atas, tapi ada yang nyerong ke samping, yang cukup butuh teknik! Wow! Intinya sih waktu nanjak jangan panik. Karena setelah dicoba, ternyata enggak sesulit yang dikira. Dan semakin tinggi kita nanjak, rasanya semakin biasa kok.
Tapi, buat yang takut ketinggian sih aku enggak nyaranin ke sini. Takutnya merinding, keringat dingin, terus pingsan.. Nah lho...
Tapi, buat yang takut ketinggian sih aku enggak nyaranin ke sini. Takutnya merinding, keringat dingin, terus pingsan.. Nah lho...
Selama nanjak kita ditemani dua orang guide. Mas-mas guidenya udah pro abis deh! Kayak cicak di dinding, keren banget pokoknya. Mereka juga yang nge-dokumentasiin kita.
Selama nanjak sebenarnya bisa aja selfie, asal hati-hati. Soalnya banyak banget kejadian HP jatuh hehe. |
Sekitar 300 meter di atas permukaan, kita udah disambut dengan view yang cantik banget! Eits tapi perjalananku masih lanjut guys! Karena tujuanku itu di ketinggian 750 meter.
Sumpah sebenarnya deg-degan banget foto kayak gini. Kebayang enggak sih kalau itu tali putus? Nyawa aku tuh cuma di seutas tali guys! |
Akhirnya aku sampai di ketinggian 750 mdpl tepat pukul 13.20 WIB. Waktu nyampe tuh sempet ngerasa 'Eh udah nih? Cepet amat?' haha, kayaknya saking menikmati penanjakan, capeknya enggak terlalu kerasa, yang ada malah pengen naik terus enggak berhenti!
Hamparan gunung hijau, sawah-sawah, serta waduk Jatiluhur terlihat memukau dari sini. Tempat ini cocok banget buat menghilangkan penat. Diam di sini rasanya damai dan tenang.
Belum lagi belaian angin yang sepoi-sepoi, membuatku terbebas dari panas dan gerahnya Jakarta! Ah, inikah yang dinamakan kebahagiaan hakiki? Ternyata, santai enggak mesti di pantai!
Belum lagi belaian angin yang sepoi-sepoi, membuatku terbebas dari panas dan gerahnya Jakarta! Ah, inikah yang dinamakan kebahagiaan hakiki? Ternyata, santai enggak mesti di pantai!
Setelah puas duduk-duduk ceria, mata juga udah dimanjain dengan indahnya pesona alam Purwakarta, kami pun turun. Nah, turunnya enggak via ferrata lagi, tapi pakai tali, rappeling gitu deh! Enggak sampe 10 menit udah nyampe ke bawah!
Buat yang enggak biasa atau enggak pernah rappeling pasti bakalan deg-degan parah. Selain karena tinggi banget, jalurnya juga enggak rata. Tapi di situlah sensasinya.
Pukul 15.20 WIB aku udah kembali ke basecamp. Hujan pun turun sederas-derasnya. Aku benar-benar ngerasa bersyukur banget, karena hujan turun enggak saat aku nanjak. Alhamdulillah ya.. Sesuatu! Oh ya, kalau mau salat, ganti baju, mandi, makan, semua lengkap di basecamp.
Selama perjalanan pulang, aku ditemani hujan. Enak banget deh buat bobo di jalan. Dan tepat pukul 20.00 WIB, aku dan rombongan sampai dengan selamat di Jakarta.
Sekian secuplik keseruanku nyobain via ferrata di Gunung Parang. Buat kalian yang suka wisata ekstrem, apalagi yang doyan manjat, harus nyobain wisata ini!
Thanks for reading^^
Saran:
- Kalau mau nanjak Gunung Parang, sebaiknya di musim kemarau. Soalnya kalau musim hujan bahaya, takut licin juga (Alhamdulillah aku lagi beruntung, walau musim hujan, hujannya turun di malam hari waktu udah pulang).
- Pakai pakaian yang nyaman, usahakan pakai sepatu olahraga jangan sendal. Sebaiknya bawa sarung tangan.
- Pakai sunblock! Biar enggak belang kulitnya.
- Bawa tas kecil untuk simpan HP, minum, atau cemilan.
- Yang paling penting harus hati-hati dan jangan jumawa waktu nanjak ya!
Kalau mau lihat Gunung Parang lebih jelas, bisa tonton video ini ya:)
Kalau mau lihat Gunung Parang lebih jelas, bisa tonton video ini ya:)
Komentar
Posting Komentar